Tokoh Drakula digambarkan sebagai mahluk nokturnal (makhluk malam) yang selalu menghindari sinar matahari. Penggambaran ini serupa dengan gejala porphyria, sebuah penyakit kelainan darah pada produksi pigmen hemoglobin.
Porphyria merupakan gangguan pada produksi pigmen porphyrin, yang memberi warna pada hemoglobin. Gejala yang muncul bervariasi tergantung tipenya, namun secara umum ditandai dengan penumpukan porphyrin akibat produksi yang berlebihan.
Kata porphyria dan prophyrin sendiri berasal dari bahasa Yunani, porphyrus yang berarti warna ungu. Sesuai namanya, kelainan ini dapat menyebabkan urin dan beberapa bagian tubuh menjadi berwarna keunguan.
Penyakit ini merupakan kelainan genetik, yang umumnya diwariskan dan tidak menular. Namun beberapa faktor juga dapat memicu produksi porphyrin secara berlebih, antara lain seperti dikutip dari Mayo Clinic, Senin (17/5/2010) berikut ini:
1. Obat-obatan (barbiturat, sulfonamid, beberapa jenis transquilizer dan sedatif, serta pil KB)
2. Infeksi
3. Konsumsi rokok dan alkohol
4. Stres dan gangguan hormon selama menstruasi
5. Kelebihan zat besi.
Porphyria bisa menyerang sistem saraf maupun kulit, atau bisa juga keduanya. Jika menyerang saraf maka dikategorikan sebagai accute porphyria, sedangkan jika menyerang kulit maka dimasukkan kategori cutaneus porphyria.
Gejala yang mirip dengan Drakula ditemukan pada Porphyria Cutanea Tarda (PCT), salah satu subtipe yang menyerang kulit dan saraf sekaligus. Sensitivitas kulit meningkat, menjadi mudah melepuh jika terkena sinar matahari. Meski jarang, kelainan pada ginjal juga sering menyertai.
Gejala lain yang bisa diamati adalah warna kulit menjadi gelap dan kadang disertai pertumbuhan rambut yang tidak normal. Pada kasus yang sangat parah, gigi menjadi berwarna merah kecoklatan akibat pertumbuhan pigmen berlebih yang mencapai bagian tersebut.
Sama seperti Drakula, penderita PCT juga harus menghindari sinar matahari khususnya sinar ultraviolet agar gejalanya tidak memburuk. Jika disertai dengan kekurangan sel darah merah, maka penderita juga harus menjalani transfusi darah secara rutin.
Untuk mengurangi kelebihan porphyrin, biasanya penderita akan diberi obat semacam cholestyramine maupun karbon aktif. Sedangkan beta karoten atau canthaxantrin diberikan untuk mengurangi sensitivitas kulit terhadap ultraviolet.
Drakula juga Mengidap Porphyria
Dalam cerita novel, tokoh Drakula memang hanya rekaan Bram Stoker. Namun nama tersebut konon terinspirasi oleh seorang bangsawan asal Romania di abad ke-15, Vlad II yang menjadikan Dracul sebagai nama keluarga sejak bergabung dengan organisasi rahasia Order of the Dragon.
Salah satu keturunan Vlad II alias Vlad Dracul adalah suksesornya, Vlad III yang dikenal sangat kejam sehingga dijuluki sang pembantai (The Impaler). Vlad III juga dikenal dengan nama Dracula yang berarti si anak naga.
Tokoh yang terakhir inilah yang kabarnya mengidap porphyria, dan telah menginspirasi penggambaran tokoh Drakula dalam novel karya Stoker. Selain selalu menghindari sinar matahari, ia juga memiliki karakter kejam, sama seperti tokoh dalam novel.
Beberapa tokoh terkenal juga diduga mengidap porphyria, antara lain pelukis Vincent van Gogh. Tokoh lainnya yang ‘menjadi vampir’ karena harus menghindari sinar matahari adalah mantan Raja Inggris George William III dan Mary Stuart, sepupunya yang pernah menjadi Ratu Skotlandia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar