Minum teh sudah jadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Bangun tidur, minum teh. Makan siang, minumnya teh. Sore hari, tentu lebih nikmat ditemani teh. Namun, bukankah teh bersifat diuretik (membuat dehidrasi)? Pemahaman yang sudah lama beredar di masyarakat ini dibantah oleh para peneliti yang tercatat dalam pemberitaan BBC News.
Pemberitaan tersebut dikutip dari European Journal of Clinical Nutrition yang mengatakan bahwa teh tak hanya membantu memberikan hidrasi pada tubuh sama seperti air, tapi juga mencegah penyakit. Teh dipercaya oleh para peneliti tersebut memiliki flavonoid yang merupakan kunci untuk mendorong kesehatan. Flavonoid ini bisa membantu melawan penyakit jantung dan beberapa jenis kanker, ungkap para peneliti dari Inggris.
Antioksidan polyphenol yang banyak ditemukan pada makanan dan tumbuhan, termasuk daun teh disinyalir membantu mencegah kerusakan pada sel. Nutrisionis dari Kings College London, Dr Carrie Ruxton menemukan bahwa menenggak 3 hingga 4 cangkir teh per hari bisa menurunkan kemungkinan terkena serangan jantung. Ada penelitian yang mengatakan bahwa melakukan hal yang sama juga bisa melindungi diri dari terkena kanker, namun hasil penelitiannya belum pasti.
Keuntungan kesehatan lainnya dari meminum teh adalah mencegah timbunan plak pada gigi dan gigi bolong, sekaligus menguatkan tulang. Karena teh pun mengandung fluoride. Dr Ruxton juga mengatakan, bahwa meminum teh lebih baik daripada minum air putih. Air putih baik untuk hidrasi tubuh. Namun teh bisa mengganti cairan tubuh sekaligus mengandung antioksidan, jadi sekali minum, dapat 2 manfaat.
Studi mengenai kafein menunjukkan bahwa minum kafein dalam jumlah tinggi baru bisa mengakibatkan dehidrasi. Sehingga semua beranggapan bahwa minuman berkafein bisa membuat orang kehilangan cairan tubuh. Namun, meski Anda sudah meminum teh atau kopi yang sangat-sangat kuat sekalipun, yang sebenarnya susah dibuat, Anda tetap akan menambah cairan dalam tubuh.
Tak ada bukti bahwa meminum teh berbahaya bagi kesehatan. Namun, riset menemukan bahwa teh bisa merusak kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Artinya, setiap orang yang berisiko anemia seharusnya menghindari minum teh di sekitar waktu makan. Dr Ruxton dan timnya menyarankan untuk mengkonsumsi teh di bawah 3 gelas per hari.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar